Seorang pejabat senior Amerika Serikat mengatakan negaranya "sangat terbuka" untuk membangun hubungan baru dengan Kuba.
Namun, Edward Alex Lee dari Departemen Luar Negeri AS menekankan bahwa setiap perbaikan harus disertai dengan adanya kebebasan politik di negara pulau yang dikelola oleh komunis ini.
Dia mengatakan kedua negara telah mengadakan pembicaraan yang "sangat konstruktif" mengenai migrasi dan isu-isu lain minggu ini.
Namun ia menolak untuk memberikan rincian tentang apa yang ia sebut "kemajuan substansial."
AS dan Kuba memutuskan secara resmi hubungan diplomatik lebih dari lima dekade lalu.
Lee, yang telah melakukan kunjungan resmi ke Kuba, menambahkan kedua negara akan berusaha untuk melanjutkan negosiasi yang langka ini.
"Meskipun hubungan kami secara historis sangat sulit... kami telah mampu untuk berbicara satu sama lain dengan cara yang terhormat dan bijaksana," katanya dalam konferensi pers di Havana.
Pragmatisme baru
Namun dia menambahkan bahwa AS ingin "perubahan mendasar" dalam sikap pemerintah Kuba terhadap rakyatnya sendiri.
Presiden Kuba, Raul Castro, berjabat tangan dengan Presiden AS, Barack Obama, pada acara penghormatan Nelson Mandela.
Fokus utama pembicaraan terbaru ini adalah migrasi: mencoba menghentikan keinginan warga Kuba dalam mempertaruhkan nyawa di laut untuk mencapai AS, dan memastikan bahwa adanya alternatif yang aman dan legal.
Wartawan BBC di Havana, Sarah Rainsford, mengatakan fakta bahwa pertemuan resmi ini tampaknya mencerminkan pragmatisme baru dalam hubungan antara kedua negara bertetangga ini.
Pembicaraan yang berlangsung di ibukota Kuba juga membahas topik lain yang menyangkut kepentingan bersama speerti termasuk keselamatan penerbangan, kerjasama dalam menanggulangi narkotika, protokol persiapan untuk menangani tumpahan minyak, dan memperbarui layanan pos antara dua tetangga.
Sebelumnya Presiden Kuba, Raul Castro, mengatakan AS dan Kuba bisa memperbaiki hubungan dengan menghormati perbedaan mereka.
No comments:
Post a Comment