Lumba-lumba diburu oleh para nelayan di teluk kecil Taiji, Jepang barat.
Janda mendiang bintang rock John Lennon, Yoko Ono, menulis surat terbuka mengkritik pembantaian kontroversial lumba-lumba oleh nelayan di pesisir pantai di Jepang.
Yoko Ono meminta untuk menghentikan pembunuhan di Taiji untuk "masa depan Jepang".
Ono mengatakan, kekejaman terhadap hewan ini merusak reputasi Jepang.
"Ini akan memberikan alasan untuk negara-negara besar dan anak-anak mereka di Cina, India, dan Rusia untuk berkata buruk pada Jepang," tulisnya.
"Saya yakin ini tidak mudah, tetapi tolong pertimbangkan keamanan masa depan Jepang, yang dikelilingi oleh negara-negara kuat yang selalu mencari celah untuk melemahkan negara kita," tambahnya seperti dilaporkan kantor berita AFP.
Suratnya ini ditulisnya di situsnya "Imagine Peace".
Sebelumnya, Duta besar AS di Jepang, Caroline Kennedy, menggambarkan pembunuhan tahunan lumba-lumba di Taiji, sebagai hal yang tidak manusiawi.
Diangkat dalam film
Nelayan lokal mengatakan, Caroline seharusnya datang ke Taiji untuk melihat cara pembunuhan 'manusiawi' pada lumba-lumba, sehari setelah Caroline menulis di akun twitternya terkait penolakan pembantaian ini.
Seorang pejabat setempat, yang namanya tidak mau disebut, meminta Caroline untuk melihat bagaimana perburuan ini mendukung ekonomi daerah setempat.
"Ini adalah kota kecil di pinggiran. Kita tidak memiliki industri besar lainnya," katanya seperti dikutip kantor berita AFP.
"Saya menginginkan dia datang dan melihat sehingga dia mengerti bagaimana kita bertahan hidup dari sini. Banyak nelayan menggantungkan hidupnya dari berburu sementara yang lainnya bekerja di pabrik pemrosesan makanan."
Pembunuhan massal lumba-lumba ini menarik perhatian dunia semenjak kemunculan film The Cove, yang menyabet piala Oscar.
Dalam film ini ditunjukkan lumba-lumba yang mati mengubah warna lautan menjadi merah darah saat pembunuhan terjadi.
No comments:
Post a Comment