Dugaan suap tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Cina
Kantor urusan masalah penggelapan Inggris, SFO, menerima dana tambahan dari Kementerian Keuangan untuk menyelidiki dugaan suap dan korupsi oleh kelompok usaha Rolls Royce di Cina dan Indonesia, seperti dilaporkan oleh harian Financial Times.
Klik
SFO
dan Kementerian Keuangan Inggris menolak memberikan komentar terhadap laporan tersebut, seperti dilaporkan kantor berita Reuters.
Menurut sejumlah sumber yang dikutip Times, Kementerian Keuangan setuju memberikan tambahan dana dalam kisaran "beberapa juta poundsterling".
Financial Times mengatakan pendanaan rahasia itu menjelaskan kenapa SFO membuat pengumuman dadakan sebelum Natal bahwa mereka meningkatkan perhatian terhadap penyelidikan resmi kasus yang membelit Rolls Royce.
Rolls Royce, pabrikan mesin pesawat terbesar kedua di dunia, Desember tahun lalu mengakui adanya penyelidikan tersebut.
Bantahan Tommy
Dugaan suap ini berhembus setelah seorang mantan karyawan Rolls Royce bernama Dick Taylor menyatakan perusahaannya memberikan uang sebesar US$ 20 juta (Rp 239 miliar) kepada Tommy Suharto di era 1980-1990an.
Tujuannya, menurut Taylor, agar ia mempengaruhi maskapai Garuda agar membeli mesin dari Rolls Royce.
Tommy sendiri pada November 2013 lalu melalui pengacara Elza Syarief, telah mengirim surat kepada David Green direktur SFO dan secara resmi membantah tuduhan tersebut.
"Atas nama Tuan Suharto, kami ingin menyatakan bahwa ia tidak dan belum pernah menerima uang atau mobil dari Rolls Royce atau merekomendasikan mesin ke Garuda," demikian cuplikan isi surat yang didapat oleh media.
"Tuduhan ini palsu dan tampaknya muncul melalui komentar internet yang ditulis oleh seorang mantan pegawai dan bukan melalui sumber-sumber resmi."
No comments:
Post a Comment