Pages

Thursday, March 13, 2014

Penderita Insomnia ternyata jauh lebih Adaptif

#23abfc




Banyak yang menganggap bahwa insomnia (gangguan tidur di malam hari) merupakan masalah yang dapat memicu munculnya penyakit seperti tekanan darah tinggi hingga serangan jantung. Namun ternyata studi baru mengungkap bahwa di balik risiko penyakit tersebut, penderita insomnia memiliki otak yang lebih aktif dan adaptif. Kurang tidur di malam hari sering dihubungkan dengan risiko penyakit tertentu, penurunan memori dan konsentrasi otak, sehingga Dr Salasat menganggap mereka yang mengalami kondisi ini akan lebih mudah diisi dengan hal baru.

Para peneliti menstimulasi area korteks motorik pada otak partisipan, kemudian merekam gerakan jempol yang dihasilkan. Setelah itu, para partisipan diajarkan gerakan baru yang berlawanan arah dengan gerakan sebelumnya. Penderita insomnia justru memiliki korteks motoris yang lebih baik sehingga lebih adaptif terhadap perubahan ketimbang orang yang tidak mengalami insomnia.

Tak hanya itu, para penderita insomnia tersebut juga memiliki neuron yang lebih aktif dan mudah dirangsang. Temuan ini seakan menegaskan bahwa otak penderita insomnia emmang berada dalam fase selalu mengolah informasi. Insomnia bukan gangguan pada malam hari. Ini adalah kondisi otak selama 24 jam, seperti halnya saklar lampu yang terus menyala. Sejatinya insomnia disebabkan oleh berbagai faktor seperti, stres yang tinggi, pola makan yang buruk dan efek samping obat-obatan. Kondisi ini bisa dicegah jika penderita insomnia mulai menjalankan gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga, manajemen stres dan mengonsumsi makanan sehat. [duniafitns]

No comments:

Post a Comment