Pages

Monday, November 4, 2013

Manusia Serigala di Dunia Nyata

Manusia serigala banyak digambarkan di film-film fiksi seperti Twilight Saga. Di dunia nyata ternyata ada juga orang-orang yang berjuluk 'manusia serigala'. Bukan karena bisa berubah menjadi hewan serigala, tapi lantaran terlahir dengan sindrom langka yang membuat sekujur tubuhnya penuh bulu. Kondisi ini terjadi karena adanya kelainan genetik yang dikenal dengan sindrom manusia serigala (wolfman syndrome). Sindrom yang dalam istilah medis dikenal dengan hypertrichosis, merupakan suatu kondisi sangat langka yang menyebabkan suatu pertumbuhan rambut berlebih dan tebal di seluruh tubuhnya.

Hingga kini masih sedikit informasi yang diketahui oleh para ahli mengenai penyebab penyakit ini. Salah satunya adalah sebuah teori yang menyebabkan adanya gen tertentu di dalam tubuh yang berhubungan dengan masa lalu rantai evolusi manusia, sehingga seseorang memiliki pertumbuhan rambut yang abnormal. Teori lain yang berkembang mengenai penyebabnya seperti adanya gangguan genetik, salah satu efek setelah orang terkena kanker atau akibat gangguan obat dan metabolisme. Berikut manusia serigala sesungguhnya yang terlahir dengan wolfman syndrome:



Pruthviraj Patil


[imagetag]


Pruthviraj Patil sejak lahir sudah menderita kondisi genetik langka, yakni wolfman syndrome. Pruthviraj dan keluarga telah mencoba berbagai macam pengobatan mulai dari pengobatan alami, tradisional hingga operasi laser, tapi tidak ada yang terbukti berhasil menyembuhkannya. Sampai-sampai Pruthviraj merasa frustasi karena tidak bisa keluar rumah. Akibat kondisinya yang seperti itu, Pruthviraj harus merasakan adanya intimidasi sepanjang masa kecilnya, sehingga ia tidak bisa meninggalkan desa asalnya di India karena sikap tak bersahabat dari orang-orang. Bahkan beberapa masyarakat sempat berpikir bahwa kelahirannya adalah suatu pertanda buruk karena tubuhnya yang unik dan berbeda dari yang lain.



Kakak Beradik Savita, Monisha dan Savitri Sambhaji


[imagetag]


Savita, Monisha dan Savitri merupakan 3 gadis asal India yang memiliki ketakutan akan hidup sendiri seumur hidupnya akibat memiliki sindrom serigala yang membuat pertumbuhan rambut di tubuhnya tidak terkendali. Ketiganya diketahui menderita sindrom serigala Hypertrichosis Universalis. Kondisi ini mempengaruhi sekitar 1 dari 1 miliyar orang yang memicu tumbuhnya rambut berlebih termasuk alis lebat dan bahkan janggut. Orang tuanya yang tinggal di desa kecil di Sangli, India, berasal dari keluarga yang kurang mampu, sehingga tidak sanggup menjalani operasi laser untuk membebaskan tubuhnya dari kelebihan rambut. Kondisi ini diturunkan dari sang ibu, Anita Sambhaji, yang diketahui juga mengalami kelainan genetik sindrom serigala.



Putri dari Savita Sambhaji


[imagetag]


Seorang bayi terlahir dalam keadaan terbungkus rambut dari ujung kepala hingga kaki. Namun di keluarganya kondisi ini bukanlah hal yang aneh. Bayi berusia 22 hari itu ternyata mewarisi gen langka dari keluarganya. Gen itulah yang menjadi cikal-bakal sebuah penyakit yang disebut dengan Sindrom Serigala (Werewolf Syndrome). Sang ibu, Savita Sambhaji Raut juga mengalami kondisi serupa. Bayi yang belum diberi nama itu merupakan generasi ketiga yang mengalami sindrom serigala, seperti ibunya Savita Sambhaji dan neneknya Anita Sambhaji.



Jing Jing


[imagetag]


Jing Jing (4) menderita penyakit genetik yang mengakibatkan rambut hitam tebal tumbuh tidak hanya di kepalanya, tetapi juga pada wajah dan tubuhnya. Gadis cilik ini didiagnosis dengan Hypertrichosis universalis, mutasi genetik di mana sel-sel yang biasanya mematikan pertumbuhan rambut di daerah yang tidak biasa seperti kelopak mata dan dahi, tersisa dan aktif. Penderita Hypertrichosis seperti Jing memiliki pertumbuhan rambut yang abnormal pada tubuh dan wajahnya.



#23abfc


[imagetag]
Liu Jiangli


Liu Jiangli (7) menderita penyakit langka Hypertrichosis Universalis, yang hanya mempengaruhi 1 dari 1 miliar orang di dunia. Tubuhnya penuh dengan bintik-bintik hitam, bahkan punggungnya hampir rata dengan warna hitam berbulu kasar, mirip dengan primata. Malu dengan kondisi putrinya, Liu pun ditinggalkan ibunya sejak usia 2 tahun dan disusul kemudian dengan ayahnya yang juga tak pernah kembali. Sang kakek, Liu Mingying datang dari kota Guiyang di barat daya Provinsi Guizhou, China, dan kini merawat dan membesarkan Liu dengan penuh kasih sayang. Meski tampak bahagia, gadis kecil ini belum bisa bersosialisasi dengan yang lain. Ia takut anak-anak lain mengejek dan mengolok-olok kondisinya yang aneh.

No comments:

Post a Comment