Pages

Saturday, October 19, 2013

WiFi bawah laut mulai dikembangkan



[imagetag]
Saat ini terdapat wi-fi di Stasiun Antariksa Internasional (International Space Station), lalu mengapa di dasar samudra tidak ada? Masalahnya adalah gelombang radio, yang membawa sinyal nirkabel, merambat dengan lamban di dalam air. Kini para peneliti dari University at Buffalo memiliki solusinya, dan solusi tersebut akan membuat samudra menjadi tempat yang bising. Prototipe internet nirkabel yang mereka ciptakan bergantung pada gelombang suara. Modem bawah laut raksasa ciptaan para peneliti tersebut memancarkan suara bernada tinggi yang dapat merambat sekitar satu kilometer. Tim University at Buffalo baru-baru ini menguji sistem tersebut di Danau Erie, dengan mencemplungkan dua sensor seberat 18 kilogram ke dalam air dan kemudian mendengarkan suara yang dihasilkan. Modem tersebut sama lambannya dengan sistem dial-up telepon 30 tahun yang lalu. Namun, para peneliti berharap suatu saat jaringan nirkabel yang lebih cepat dapat menyempurnakan sistem peringatan tsunami atau membantu memonitor samudra dan iklim.

#23abfc


[imagetag]
Sistem peringatan tsunami Amerika Serikat saat ini bergantung pada sensor dasar laut yang mengirimkan sinyal akustik ke pelampung di permukaan laut. Pelampung kemudian mengirimkan sinyal radio ke satelit, yang memberikan peringatan ke komputer di daratan. Sebuah jaringan nirkabel dasar laut dapat mengurangi tahapan-tahapan komunikasi tersebut, seperti diklaim para peneliti. Jaringan nirkabel yang diletakkan di bawah laut akan memberikan kita kemampuan luar biasa yang belum ada sebelumnya untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari samudra secara aktual. Tim akan mempresentasikan temuan terbaru mereka di Konferensi Internasional tentang Jaringan dan Sistem Bawah Laut (International Conference on Underwater Networks and Systems) yang digelar di Taiwan pada November mendatang.

No comments:

Post a Comment