Karena haus, sering kali kita meminum air meski masih mengunyah makanan. Selain bisa menghilangkan rasa haus, minum saat makan dapat membuat makanan lebih mudah ditelan dan bisa langsung sampai menuju usus. Perilaku semacam ini memang sempat menimbulkan sedikit kekhawatiran. Pasalnya, ada pandangan yang menilai, minum di saat makan dapat menggangu sistem pencernaan tubuh. Hal itu terjadi lantaran ada penurunan kinerja cairan pencerna yang dikeluarkan oleh perut gara-gara tercampur air. Namun, pendapat berbeda lainnya mengatakan bahwa minum ketika makan tetap boleh dilakukan bila tubuh merasa kekurangan cairan. Hal ini terkait dengan komposisi tubuh yang terdiri dari 70 persen cairan. Dengan begitu, minum air adalah kegiatan yang bermanfaat bagi proses metabolisme tubuh.
Kalau kita banyak makan makanan berserat, maka perlu air untuk mengontrol dan melancarkan proses metabolisme. Selain itu, jika banyak memakan makanan tanpa minum sedikit pun, kalori yang masuk ke dalam tubuh akan bertambah banyak. Umumnya, jumlah kalori untuk tubuh yang memiliki aktivitas tinggi adalah 1.800 kalori per hari. Sementara kalori yang didapatkan dari setiap porsi makan siang dan malam masing-masing 500 kalori, serta sarapan dan camilan 800 kalori. Bayangkan jika kalori yang masuk melebihi kapasitas pada umumnya. Ini akan berakibat naiknya berat badan. Jadi, minum air saat makan akan menghindari kelebihan jumlah kalori yang masuk dalam tubuh.
Minum air juga bermanfaat untuk mengetahui apakah makanan yang masuk sudah cukup atau belum. Sinyal itu ada pada setiap orang untuk mengetahui apakah sudah kenyang atau belum kenyang. Terkait jenis air yang diminum, Inayah menyarankan, agar air yang dikonsumsi adalah air nonkalori seperti air putih dan teh hijau. Hindari meminum air soda karena mengandung gula yang tentu saja tidak baik untuk Selain itu, air soda juga mengandung kalori. Makanya, kalau tidak mau bertambah kalorinya, jangan mengonsumsi air [plasadana]
No comments:
Post a Comment