iperandrogen alias hormon androgen yang berlebihan bisa mengakibatkan banyak keluhan pada wanita, terutama terkait penampilan. Misalnya saja kulit berminyak, jerawat, hingga tumbuhnya rambut di area yang tidak biasa.
Gejala hiperandrogen pada wanita dapat terlihat antara lain pada kulit, yakni kulit berminyak, terutama pada bagian wajah hingga munculnya jerawat yang berlebihan. Gejala lainnya adalah adanya hirsutisme, yakni pertumbuhan rambut tidak normal pada wanita yang menyerupai pola pertumbuhan rambut pria. Rambut ini kemungkinan akan tumbuh pada daerah atas bibir, dagu, sekitar jambang, dada, perut, lengan atas serta paha, dan daerah kemaluan (pubis).
Menurut Prof dr Delfi Lutan MSc, Sp OG, kasus poly cystic ovarian syndrome (PCOS) juga merupakan gejala hiperandrogen. "PCOS adalah gangguan spesifik yang heterogen dengan perubahan sekresi gonadotrofin. Gejala yang terlihat adalah gangguan siklus menstruasi, kegemukan, profil lemak yang tidak normal, risiko diabetes melitus, dan risiko penyakit kardiovaskular," kata guru besar dari FK Universitas Sumatera Utara ini.
Selain sebagai alat kontrasepsi, pil KB yang mengandung Cyproteron Acecate (CPA), papar Prof Delfi, dapat mengurangi masalah hiperandrogen tersebut. Sebab, selain untuk alat kontrasepsi, pil KB juga berfungsi mengatur hormon androgen dengan cara memblok efek androgen.
"Dengan kata lain, penggunaan pil KB yang mengandung CPA ini sangat bermanfaat untuk menghambat kehamilan dengan risiko "kebobolan" yang sangat sedikit," katanya pada media edukasi dengan tema "Kontrasepsi Oral VS Hiperandrogen". "Ini adalah solusi bagi wanita yang ingin ber-KB dan ingin tetap cantik," katanya.
tapi malah seksi kan ya klo cewe kumisan..
Wanita Berkumis Susah Punya Anak?
Wanita dengan gejala sedikit kumis di atas bibir ditambah dengan siklus haid yang tidak teratur sebaiknya berhati-hati karena itu pertanda kemungkinan susah punya anak.
"Wanita yang punya kumis, bulu lebat dan siklus menstruasi tidak teratur adalah ciri-ciri wanita dengan penyakit Polycystic Ovary Syndrome. Penyakit ini biasanya menyebabkan reproduksi wanita terganggu dan akhirnya susah punya anak" ujar dr Hendro Sudarpo, SpOG dari Siloam Hospital, Jakarta, Jumat (19/2/2010).
Polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah penyakit pada wanita yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan hormon. Wanita yang punya penyakit ini biasanya akan mengalami siklus haid yang tidak teratur, pertumbuhan bulu-bulu halus dan susah punya anak.
Jika tidak segera ditangani, PCOS bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes dan jantung. PCOS terjadi pada 1 dari 15 wanita dan gejalanya biasanya muncul sejak remaja.
Biasanya wanita yang menderita PCOS memiliki bulu lebat dan sedikit rambut di daerah mulut yang terlihat seperti kumis. Hal ini dikarenakan ovarium memproduksi hormon pria (androgen) sehingga wanita dengan penyakit ini sering disebut hiperandrogen.
Kelebihan hormon pria tersebut menyebabkan siklus ovulasi terhenti, sering jerawatan dan pertumbuhan rambut yang tak normal pada bagian wajah dan tubuh.
Wanita dengan PCOS juga umumnya berbobot badan besar atau gemuk, tapi orang kurus juga bisa mengalaminya. Orang gemuk cenderung punya maslah insulin atau resistensi insulin sehingga meningkatkan kemungkinan penyakit diabetes.
Seperti dikutip dari Webmed, beberapa gejala PCOS antara lain:
Jerawatan.
Peningkatan berat badan dan kesusahan menurunkan berat badan.
Ada rambut atau bulu halus yang tumbuh di daerah wajah, dada, perut atau punggung.
Ada rambut tipis di daerah kening kepala.
Punya siklus haid yang tidak teratur, pendarahan saat menstruasi dan biasanya hanya 9 kali dalam setahun atau kurang.
Masalah kesuburan, biasanya wanita dengan PCOS susah hamil dan punya anak (infertil).
Sering merasa depresi.
Ovarium wanita dengan PCOS umumnya ditumbuhi kista-kista kecil dalam jumlah banyak, itulah mengapa penyakit ini disebut dengan polycystic ovary syndrome yang artinya banyak kista dalam ovarium.
Penyebab PCOS adalah ketidakseimbangan hormon yang biasanya menurun dalam keluarga. Jadi jika ibu, nenek, atau saudara lainnya punya riwayat penyakit ini kemungkinan Anda juga akan memilikinya.
Olahraga rutin, konsumsi makanan bergizi dan kontrol berat badan adalah kunci menangani penyakit PCOS. Obat-obatan yang bisa menyeimbangkan hormon juga bisa dipakai untuk mengurangi gejala PCOS. Dokter biasanya akan meresepkan obat pengontrol kehamilan dan obat diabetes untuk penderita PCOS.
"Pil KB dan obat diabetes mengandung senyawa anti androgen yang bisa mengurangi kelebihan hormon pria pada penderita PCOS," ujar Dr Hendro.
Obat pengatur kehamilan (pil KB) akan mengurangi tumbuhnya rambut di bagian-bagian yang tidak diinginkan sedangkan obat diabetes (metformin) akan mencegah terjadinya diabetes dan memperlancar siklus menstruasi. Bagi yang ingin cepat hamil dan punya anak bisa minum obat penambah kesuburan.
Salah satu gejala yang merusak penampilan wanita penderita PCOS adalah tumbuhnya rambut-rambut halus di daerah-daerah tertentu. Tapi tak usah khawatir, untuk urusan itu bisa diatasi dengan waxing, mencukur, mencabut, laser atau menggunakan krim yang menghambat pertumbuhan rambut tersebut.
Sumber
No comments:
Post a Comment