Selama ini ilmuwan menyakini, sekitar 2,3 miliar tahun lalu, Bumi mengalami apa yang dikenal dengan Great Oxidation Event, masa di mana kehidupan Bumi belum terbentuk dan oksigen masih mendominasi lapisan atmosfer. Masa ini adalah titik perubahan besar bagi evolusi segala kehidupan di Bumi yang kini kompleks. Namun, ternyata akarnya jauh lebih awal dari apa yang diduga para ilmuwan. Setidaknya demikian yang dikatakan temuan baru sejumlah peneliti internasional. Temuan itu telah menguji beberapa sampel dari tanah tertua yang ditemukan di Bumi.
Dari tanah murni itu, yang diperkirakan berusia tiga miliar tahun lalu dan telah terkunci di balik bebatuan di Afrika Selatan, ditunjukkan bukti jelas akan adanya pelapukan oksidatif. Artinya, pelapukan itu melibatkan zat O2 dalam proses peleburan kimia. Dan, agar proses kimia itu bisa berlangsung, dibutuhkan kadar oksigen yang cukup signifikan untuk mempengaruhi tanah. Bukan hal yang mustahil, tapi temuan ini cukup mengejutkan, menjelaskan bahwa peradaban makhluk hidup pertama di Bumi jauh lebih kompleks dari perkiraan sebelumnya. Fotosintesis oksigenik adalah metabolisme yang sangat rumit dan masuk akal. Kita mungkin tidak melihat manifestasinya hingga masa Great Oxidation Event, tapi sekarang kita tahu bahwa oksigen hadir lebih awal di lapisan atmosfer dan Bumi. Ini membuktikan bahwa metabolisme yang kompleks sekalipun berevolusi sangat cepat.
Para peneliti berharap dapat menemukan lebih banyak data untuk memperkuat temuan baru ini. Namun, hanya sedikit tanah di Bumi yang tidak terganggu selama tiga miliar tahun. Peneliti juga yakin, misteri besar kehidupan masih sangat mungkin datang dari tanah-tanah yang terkubur di Greenland dan Australia selama miliaran tahun.
No comments:
Post a Comment