DAILYMAIL.CO.UK Di Jepang modern, pemain geisha sudah jarang ada di distrik-distrik hiburan yang didirikan di beberapa kota-kota besar dan resor air panas. Hal ini dikarenkana ekonomi Jepang berubah dan kebijakan perusahaan hiburan, yang membuat tingginya hiburan tradisional geisha dengan harga yang tidak terjangkau. Seratus tahun yang lalu, ada lebih dari 80.000 geisha di Jepang. Saat ini jumlah geisha kerja diperkirakan sekitar 1.000.Eitaro adalah satu-satunya geisha laki-laki Jepang yang tampil dalam peran sebagai penari perempuan. Dia adalah pemilik "okiya", sebuah rumah geisha di Tokyo Omori pelabuhan kabupaten.
Dari awal abad ke-20 budaya Geisha berkembang di sekitar pelabuhan Omori selama pertumbuhan pesat ekonomi industri Jepang. Pada 1980-an, rumah geisha terakhir setempat telah menutup pintu untuk pengembang tanah selama era gelembung real estate Jepang. Ibu Eitaro, seorang geisha terampil dan karismatik, mengabdikan hidupnya untuk menghidupkan kembali budaya lokal geisha sampai kematiannya, akibat kanker, tiga tahun lalu.
Pada usia sepuluh, Eitaro pertama kali berperan sebagai penari perempuan di pesta-pesta geisha ibunya. Ia mulai belajar peran tarian tradisional perempuan pada usia delapan dan pertama dilakukan di teater nasional Jepang pada usia sebelas tahun. Eitaro sekarang dalam permintaan populer sebagai pemain panggung dan TV personality. Setelah kematian ibunya, ia mengambil alih peran ibunya sebagai tuan rumah geisha dan dengan adiknya, Maika, mengawasi sekelompok enam pemain geisha.
Geisha pertama kali muncul di Jepang pada abad ke-17, sebagai kelompok pemain laki-laki di distrik hiburan, yang menghibur pelanggan menunggu untuk menghabiskan waktu dengan pelacur yang paling populer dan berbakat. Wanita pertama menjadi geisha di pertengahan 1700-an danpada abad ke-19 telah menjadi profesi yang dimainkan oleh perempuan. Saat ini masih ada geisha laki-laki yang berpakaian kimono pria dan biasanya tampil sebagai drumer dan penyanyi dengan geisha perempuan. Eitaro adalah satu-satunya laki-laki yang melakukan dalam peran perempuan.
Karena popularitas Eitaro sebagai penghibur, ia dan geisha-geishanya kerap tampil untuk pihak swasta, pertunjukan pentas publik dan peristiwa yang ssehubungan dengan masyarakat . Dia membawa hasrat ibunya untuk kembali mempopulerkan budaya geisha.
Sumber
No comments:
Post a Comment