Suhu tubuh sangat mudah sekali berubah dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Perubahan suhu tubuh sangat erat kaitannya dengan produksi panas yang berlebihan, produksi panas maksimal maupun pengeluaran panas yang berlebihan. Tentunya sifat perubahan panas tersebut sangat memengaruhi masalah klinis yang dialami setiap orang.
Demam
Demam bisa terjadi disebabkan karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk memertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas sehingga mengakibatkan suhu dalam tubuh menjadi tidak normal.
Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan ringan suhu sampai 39°C meningkatkan sistem imun tubuh. Demam juga meruapakan bentuk pertarungan akibat infeksi karena virus menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus).
Pola demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen berakibat puncak demam dan turun dalam waktu yang berbeda.
Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan.
Hipertermia
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.
Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat memengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan dimana tidak dapat mengontrol produksi panas yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan anastetik tertentu.
Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan mengakibatakan hipotermia. Hipotermia diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti:
Ringan: 33°-36°.
Sedang: 30°-33°.
Berat: 27°-30°.
Sangat berat: <30°.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang mengalami hipotermia mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai.
Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4°c, frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran, dan tidak responsif terhadap stimulus nyeri.
Kelelahan Akibat Panas
Kelelahan akibat panas terjadi akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terlalu panas. Tanda dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas.
Heat Stroke
Lingkungan dengan suhu tinggi dapat memengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heat stroke. Penderita heat stroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan malfungsi hipotalamus. Heat stroke dengan suhu yang lebih besar dari 40,5°C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh.
Itulah beberapa kondisi penyakit yang disebabkan oleh adanya perubahan suhu tubuh. Adanya perubahan suhu tubuh memang sangat sulit dicegah dan manusia hanya dapat melakukan peminimalan resiko dari penyakit-penyakit yang berkaitan dengan perubahan suhu tubuh seperti demam, kelelahan, heat stroke, dan lainnya.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan rajin memeriksakan kondisi tubuh ke dokter secara rutin, mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan mencukupi kebutuhan tidur Anda.
Dengan demikian, penyakit apapun bisa dicegah. Jika mampu menyerang sekalipun, resiko penyakitnya tak akan terlalu parah dan juga proses penyembuhannya relatif cepat karena orang yang senantiasa menjaga kebugaran dan kesehatan tubuhnya memiliki daya imun yang kuat.[deherba]
No comments:
Post a Comment