Tentu semua orang tua ingin anaknya pintar. Namun terkadang, cara yang ditempuh kurang tepat. Misalnya, menekan anak untuk belajar. Sangat tidak merekomendasikan adanya pemaksaan belajar terhadap anak. "Pemaksaan itu pasti tidak baik. Apalagi tekanan atau pemaksaan dilakukan pada anak yang memasuki masa emas atau golden age, yaitu umur 0-5 tahun. Di usia seperti ini, katanya, memang waktunya anak diberikan dorongan atau stimulus. Namun, jika diberikan berlebihan seperti dengan pemaksaan, tentu bukan cara yang baik.
Anak tidak hanya membutuhkan kecerdasan intelektual. Tapi, kecerdasan sosial dan emosi pun sangat diperlukan. Karena itulah, memberi tekanan secara berlebihan kepada anak untuk belajar sangat tidak tepat. Apabila anak terlalu fokus pada perkembangan intelektual, ia akan mengalami kejomplangan atau ketidakseimbangan dalam pemahaman dan kecerdasan sosial maupun emosi. Alhasil, meskipun kemampuan intelektual sang anak jauh di atas rata-rata, kemampuan bersosialisasi dan emosinya bisa tidak terkontrol. Inilah yang mengganggu psikologis anak.
Dampaknya bisa macam-macam. Ada yang stress, berontak, dan tertekan. Biasanya orang tua yang melakukan pemaksaan terhadap anaknya untuk belajar lantaran ada rasa khawatir terhadap kemampuan buah hatinya. Orang tua was-was masa depan sang anak menjadi tidak cerah akibat semakin tingginya persaingan di masa depan. Ada pula orang tua yang terlalu percaya dengan kemampuan sang anak. Alhasil, orang tua memaksa sang anak untuk sekolah lebih cepat.
Biasanya orang tua meminta anak sekolah lebih cepat sementara perkembangan emosi dan sosial anak belum sampai situ. Orang tua harus memahami dampak buruk terhadap psikologis anak ini jika diberikan tekanan dalam belajar. Jika sudah terlanjur, dia memberikan jalan keluar sebagai proses penyembuhan melalui dua hal.
Pertama, berkomunikasi langsung dengan sang anak. Dengan membangun kedekatan, maka sang anak bisa mengutarakan apakah mereka tertekan atau tidak.
Kedua, membawa ke psikolog. Ini merupakan alternatif seandainya yang pertama mengalami kesulitan, yang bisa saja ada kesulitan saat membangun komunikasi.
Berdasarkan pengalaman menangani kasus seperti ini, anak akan kembali normal dalam waktu 3-6 bulan jika orang tua menangani sesuai saran ahli, yang juga memberikan pelatihan kepada orang tua bagaimana menangani anaknya. Selain itu, ahli ini juga memberikan dukungan penuh dua sisi, yaitu terhadap orang tua dan anaknya. Cobalah berbincang dengan anak Anda. Jangan-jangan sang buah hati sudah mulai merasa tertekan. [plasadana]
No comments:
Post a Comment